Pages

Saturday, July 13, 2013

Mesin waktu.

Mesin waktu, itulah dirimu bagiku. Saat menatapmu maka tanpa bisa aku cegah waktu seolah berputar kembali pada suatu masa. Masa yang selama ini coba kuenyahkan dari labirin kenanganku. Tapi, kamu tanpa berbuat apapun, cukup dengan senyum bahkan diammu mampu menarikku kembali ke masa itu.

Menghindarimu itu satu-satunya cara yang dapat aku lakukan, walau ternyata melakukannya tak semudah aku berlari menjauhimu. Ada luka tersendiri bahkan saat memikirkannya. Dan ketika niat melangkah menjauh itu terbersit kembali, aku hanya bisa membisikkan kata "maaf".

Seperti saat ini, aku hanya bisa berdiri di sudut tersembunyi ini. Memandangmu, cukup tahu kau berada di sana tanpa perlu menatap sosokmu lekat-lekat.

"Apakah kamu masih marah padanya?"

Tepukan dibahuku mengagetkanku. Tanpa perlu menoleh aku tahu siapa yang melontarkan pertanyaan itu.

"Kamu tahu apa alasannya." jawabku nyaris berbisik.

"Tapi bukankah dia tak bersalah, mengapa beban itu kamu limpahkan padanya?" Kini pemilik suara itu sudah berdiri disebelahku.

"Sudahlah tak perlu dibahas lagi, kamu tak akan mengerti apa yang sedang kurasakan!" jawabku ketus dan melangkah menjauh.

"Aku...," kalimatnya terhenti, mau tak mau aku menghentikan langkahku, dan  kemudian ia kembali berujar, "aku memang tak mengerti dan mungkin tak akan pernah mengerti, aku hanya takut. Takut lukamu justru akan ikut melukainya dan membawamu pada penyesalan yang tak berujung. Dia..." Sekali lagi kalimatnya terhenti, membuatku menolah, menampakkan wajah tak sabar menanti ia menyelesaikan kalimatnya.

"Mereka mungkin terhubung, tapi mereka bukanlah orang yang sama. Dia tidak melukaimu, walau mungkin ia membawamu pada kenangan yang ingin kamu lupakan. Dia justru akan membantumu menyembuhkan luka hatimu. Ah..."

Kudapati nada putus asa saat dia berbicara, dan sekali lagi aku berkata, "kamu nggak ngerti," dengan nada tak kalah putus asa.

"Cobalah... cobalah lebih keras lagi. Dia dihadirkan Allah bukan untuk kamu sia-siakan, hanya kamu yang dia punya. Lelaki mungil itu membutuhkanmu, ibunya. Apakah kamu ingin seperti ayahnya, pergi begitu saja, meninggalkan tanggung jawab yang ia punya?"

Kalimat terakhir itu begitu menohok tepat ke ulu hatiku. Ayahnya mungkin meninggalkannya karena tak mengetahui kehadirannya, sedang aku?? Lututku seketika lemas, dan aku hanya bisa terduduk di lantai dingin Rumah Sakit sambil tergugu.

Friday, July 12, 2013

Terinspirasi

Beberapa waktu lalu sempat menyimak di twitter tentang sebuah buku yang dikatakan hasil plagiat. Bukan hanya kali ini sih, tetapi udah beberapa kali. Khasus semacam plagiat ini sepertinya memang nggak bisa hilang dari dunia perbukuan. Seperti menunggu kejelian orang, untuk akhirnya terungkap.

Mungkin alasan yang paling jamak digunakan adalah "terinspirasi". Lantas kalau sudah begitu apakah salah?

Aku sebagai salah satu orang yang juga suka menulis cerita, kadang memang terinspirasi dari penulis-penulis favoritku. Mungkin awalnya dari cara penulis itu bercerita lewat tulisannya, gaya menulisnya. Tetapi tentunya nggak akan terus menerus seperti itu, karena pastinya harus melatih diri sehingga menemukan gaya menulis yang memang gayaku. Dan sampai sekarang masih terus belajar. :)

Kalau tentang ide, yang terpenting mungkin bagaimana kita mengembangkan sebuah ide. Ide kan kadang datang dari buku yang kita baca, nggak menutup kemungkinan kan? Nah tinggal bagaimana kita memaparkannya sehingga menciptakan sesuatu yang baru dan khas dengan diri kita.

Naaaah, beberapa waktu belakangan ini, aku memang lebih banyak membaca daripada menulis. Tak perlu dijelaskan mengapa, hehehe. Dan anehnya, dibeberapa buku yang aku baca (yang termasuk golongan buku baru, terbitan 2012-2013) aku menemukan inti cerita yang sama dari 2 buku, tapi menariknya masing-masing memaparkannya dengan gaya penulisan yang berbeda.

Misal aku baca dua buku itu tidak dalam waktu berdekatan, mungkiiiin nggak akan ada yang namanya "bosan". Tapi "kebosanan" itu juga terselamatkan dari gaya bercerita yang berbeda. :)

Dan entah kenapa, akhir2 ini banyak buku yang ketika aku baca mengingatkan ama buku yang beberapa waktu sebelumnya aku baca. Seperti : Time Will Tell yang 1 buku ini berisi 2 cerita dan cerita pertama mirip buku Reuni, cerita ke 2 mirip buku My Cup of Tea.

Apa kamu juga pernah menemukan buku dng tema yang mirip?

Thursday, July 11, 2013

Suara aneh

Saat liburan sekolah gini, biasanya di TV akan banyak film anak. Film anak tentu nggak lepas dari film-film Disney. Banyak banget kartun Disney yang mungkin telah jadi film kartun sepanjang masa.

Tarzan, Hercules, Little Mermaid, Anastasia, Lion King, Pocahontas dll dsb...

Nah saat liburan kali ini beberapa kali ikutan nonton kartun Disney yang ditayangkan salah satu stasiun TV. Begitu liat awal-awal udah seneng banget tuh, tapi kemudian......

Ngek ngok...

Ada yang malesin buat lanjut nonton. Filmnya jadi berasa aneh berkat suara-suara aneh. Suara aneh? Yup, maksud suara aneh itu adalah filmnya didubbing -_-"

Yang lebih nggak ngenakin juga kadang dubbingnya itu sampe ke lagu-lagunya. Biasanya kalo dah gitu langsung pindah saluran TV, hehe. Atau kalau misal masih pengen liat akhirnya cari filmnya ditumpukan koleksi dan kalau ternyata belum punya ya... antara nggak jadi nonton atau akhirnya nonton dengan sedikit rasa tidak rela.

Mungkin sie yak didubbing itu maksudnya memudahkan anak-anak memahami jalan ceritanya. Tapi, entah kenapa lebih sreg kalo nggak didubbing, untuk anak yang belum bisa baca kan harusnya dng pendampingan orang tua. Kalo yang udah bisa baca kan bisa jadi salah satu alat belajar memperlancar selain belajar membaca juga bisa untuk belajar bahasa Inggris kan? (imo)

Kalau kamu, suka nggak film yang didubbing.

Wednesday, July 10, 2013

Bersambung

Pernah nggak pas baca novel kemudian mendapati ending menggantung, secara nggak sadar kita protes "kenapa sih kok dibikin nggantung gini?". Emang sih tiap-tiap orang punya selera sendiri untuk apa yang dia baca, mulai genre sampe endingnya dan nggak mungkin penulis akan memenuhi semua keinginan pembaca kan? Hehe

Aku kadang ngerasa satu novel ceritanya terlalu singkat walo bukunya sudah lumayan tebel, dan itu sering terjadi karena mendapati bagian yang seperti terpaksa dihilangkan. Sering banget akhirnya ngomong "iiiih, kok tiba-tiba gini...".

Tapi beda loh ya sama tulisan yang mbulet. Mbulet tuh karena satu adegan yang bisa dijelaskan/dituliskan singkat malah dipanjang-panjangin, sedangkan kalo cerita yang dirasa singkat itu ada adegan yang hilang. Ngerti kan?

Nah, yang keren itu ketika seorang penulis membuat buku bersambung. Buat cerita pendek bersambung aja udah susah menurut aku, laaaah ini malah buku/novel bersambung! Hebatnya lagi mereka mampu buat pembacanya penasaran dan menunggu-nunggu lanjutannya. d(*.*)b

Akuuuu, tipe orang yang bisa dibilang males untuk (nungguin) baca novel bersambung. Soalnya, kadang begitu buku lanjutannya keluar lupa dengan cerita yang ada dibuku sebelumnya. Jadiiiii, biasanya aku suka ngumpulin dulu bukunya baru begitu lengkap dibaca deh. Untungnya nggak banyak novel bersambung yang aku tahu :p paling begitu tau tinggal nunggu buku terakhirnya keluar.

Naaaah, kemarin nih dapet buntelan dari salah satu penerbit. Seneng? Pasti dooooonk, buku heratissss :p walau punya kewajiban ngereview tapi tetep aja siapa coba yang nolak dpt gratisan :)) Pas buka bungkusnyaaaaa, ternyata dapet buku yang berseri dan itu baru seri pertamanya!!! Dan lanjutannya entah kapan terbit dan entah ada berapa buku untuk seri itu?? #urekurektanah

Mau nggak dibaca juga nggak mungkin, lah review ne piye jal nek ora diwoco???

Akhirnya setelah baca, aku jadi mikir kaya'nya nggak baca lanjutannya gpp juga sie. Yup, karena endingnya bisa juga dianggap (tepatnya AKU anggap) sudah benar-benar ending. Ya... walau karena tahu itu berseri tetep aja penasaran dengan lanjutannya. #mbulet #dikemplang

Baru kali ini aku baca buku yang ceritanya nggak mbulat tapi aku berharap nggak ada lanjutannya. >.< *mungkin hanya karena aku musti nabung buat beli lanjutannya juga menghibur diri karena nggak tau lanjutannya terbit kapan*

Jadi penulis emang susah ya. Sad ending diprotes, katanya hidup udah susah kok disuguhin cerita susah. Happy ending diprotes, katanya jangan membuai pembaca dengan cerita hidup layaknya dinegeri dongeng. Ngegantung diprotes juga, karena udah buat pembaca penasaran. Nulis 1 novel dikata kurang, nulis berseri dikata kelamaan nungguin lanjutan.Hihihihi.

Makanya Nge, udah tau nulis susah jadi kalo baca novel jangan kebanyakan protes!!! Hahahaha

Saturday, July 6, 2013

(bermain kata) kenangan

tentang mimpi
kadang menghantui
ketika ia pergi
dan hadirkan sendiri

mimpi jadi kenangan
dengan nama khayalan
sisa hempasan harapan
untuk yang ditinggalkan

semua seakan membayang
hingga nanti tiba masanya
mungkin tak hilang
hanya terlupakan, tak sengaja

Tuesday, July 2, 2013

Man saara ala darbi washala

Man saara ala darbi washala
~ Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan

Itu "mantra" yang ada di buku Rantau 1 Muara, buku ketiga dari trilogi Negeri 5 Menara.

Sejak baca buku pertamanya aku sudah jatuh cinta dengan cerita yang disajikan. Semacam membaca buku diary seseorang yang diceritakan dengan bahasa yang enak (buatku). Terlebih walau trilogi ini merupakan buku fiksi tapi seperti ada bagian-bagian yang benar terjadi pada panulisnya.

Suka dengan ceritanya karena kehidupan tokoh yang digambarkan benar-benar membuat aku berpikir bahwa memang apa yang dituliskan semuanya nyata. Tidak melulu bahagia, tapi juga tidak melulu sedih dan merana. Selalu akan ada penggambaran bagaimana Alif, tokoh utamanya, berjuang untuk mendapatkan yang dia inginkan.

Alif-pun tidak digambarkan sebagai tokoh yang tampil sempurna, agamis, bijak dll... tapi ya... tokoh yang menggambarkan manusia biasa, punya rasa sombong, iri, gengsi dll... Hingga akhirnya dari sifat negatif yang ditunjukkan dia mendapat ganjaran tersendiri, dan itu membuatnya belajar untuk menghapus hal buruk yang melekat padanya.

Buku ketiga ini lebih banyak disisipkan masalah cinta, mencari jodoh dan bagaimana setelah menikah. Nah tuh, yang jomblo wajib baca deh ya... #dikeplak para jomblowan jomblowati :))

Walau penggambaran tokoh dan apa yang terjadi begitu natural, tapi aku selalu berpikir bahwa tokoh Alif nie keberuntungannya guedeeee banget :)) meskipun dicerita digambarkan juga bahwa semua tidak semata-mata karena keberuntungan, kalau mau ringkasnya dia melakukan dua hal wajib : doa dan ikhtiar. Tapi tetep deeeeeh, rasanya Fuadi eh Alif nie merupakan orang yang beruntung banget!!

Yang pasti dari 3 buku ini banyak pelajaran yang bisa diambil deh :D

*review sementara sebelum dipindah ke blog bukuku.*

Monday, July 1, 2013

N5M R3W R1M

Beberapa hari lalu alhamdulillah buntelan buku Rantau 1 Muara sampai di rumah. Buku terakhir dari trilogi Negeri 5 Menara ini dapet gratis, alhamdulillah...

Kok bisa dapet gratis?

Aku punya blog khusus review buku (bacaan inge) dan karenanya bisa gubung di komunitas Blogger Buku Indonesia (BBI). Naaaah dari komunitas ini lah akhirnya bisa dapet buku-buku gratis. :) walau sudah bisa dipastikan berebut (karena anggotanya udah mencapau 150 lebih! dan buku yg dibagi pastinya berbatas) tapi alhamdulillah pas bagi-bagi buku yang salah satunya R1M ini aku lagi online dan koneksi inet lagi jayaaaaa :))

Nah... sekarang aku lagi mulai baca dan pastinya nanti buat reviewnya juga (ini tugas kalo dapet buntelan :p)

Satu hal yang lucu tentang buku-buku trilogi Negeri 5 Menara ini, yaitu tak ada satupun yang beli :)) semua dapet buntelan :p

N5M adalah kado ultahku.
R3W adalah hadiah menang kuis.
R1M adalah buntelan berkat BBI.

Oia, berkat baca N5M aku kepikiran buat masukin anakku ke pesantren ntar :)) semoga bisa jd nyata... amiiiin :)