Pages

Sunday, November 1, 2009

cEriTa teNtaNg eSoK...

udah pernah baca cerita tentang dia yang tak pernah pergi

cerita ini... bisa dikatakan lanjutan dari cerita pendek itu :D

*******************************************************************


Malam ini… ia duduk sendiri di balkon rumahnya...
menikmati udara malam,
yang entah bagaimana memberikan kehangatan tersendiri
ditengah tiupan angin sepoinya dan sepinya...
dalam diamnya, ia memandang cincin yang sedari tadi dipermainkannya...
cincin yang diberikan oleh seseorang lelaki,
yang ia tahu benar bahwa lelaki itu begitu mencintainya...

Sejenak ia menghelah nafas panjang...
seakan oksigen yang ada malam itu tak cukup untuk ia nikmati sendiri...
kegundahan dalam hatinya tak dapat lagi ia tutupi dengan senyum riang dan tawa bahagia
yang selama ini ia suguhkan dihadapan kerabat dan teman-temannya...
dihadapan mereka yang juga merasakan kehangatan cinta
setelah kabar bahwa ia dilamar menyebar tanpa bisa dikendalikan...

Sudah hampir seminggu yang lalu, lelaki yang selalu menemaninya...
yang ia sebut sebagai “dia yang tak pernah pergi dari liku hidup”
memintanya untuk menemani hari-hari dalam kehidupan ini selamanya...

yah... ia telah dilamar...

walau tidak dengan cara yang menurutnya romantis,
tapi cukup membuat dirinya untuk kehilangan kata-kata
dan membuat otaknya berhenti bekerja untuk sepersekian detik...

yah... seminggu yang lalu... lelaki itu melamarnya,
walau tidak dengan berlutut
tapi cukup dengan mengeluarkan kotak cantik berwarna merah
dan berbentuk hati dari kantong celananya
membuat ia kehilangan kemampuan untuk menghirup oksigen...
membuat ia tersenyum sumringah,
ketika akhirnya lelaki itu membuka kotaknya...
dan menunjukkan cincin putih dengan hiasan berbentuk hati
yang sangat sederhana tapi sempurna itu...




Saat itu, entah mengapa yang muncul kemudian adalah
keraguan akan cintanya sendiri...
keraguan yang muncul
ketika ia teringat pada lelaki lain yang pernah begitu ia cintai
hingga yang ada saat itu hanya diam!!!

Hingga lelaki yang begitu mencintainya itu berkata...

“semua keputusan ada ditanganmu…
mungkin kini bukan saat yang tepat untukmu memberikan jawaban…
tapi… just trust me… aku takkan pernah pergi meninggalkanmu…
I can’t go away far from you…
apapun jawabanmu nanti aku akan tetap ada disampingmu untuk membantumu…
bahkan untuk menemukan cinta yang aku harapkan untukku”

dan besok ia akan memberikan jawabannya…


ia tak dapat membayangkan bagaimana reaksi lelaki itu
jika besok ketika ia berkunjung kerumah ia akan mendapatkan jawabannya…



ketika lelaki itu datang,
hanya senyum tipis yang tersungging di bibirnya…
dan ia lebih banyak diam malam ini,
hingga membuat si lelaki seakan salah tingkah…
dan tak lagi banyak berharap…
hanya kebisuan yang ada diantara mereka…
seakan sibuk dengan pikiran masing-masing…


ia hanya membayangkan apa yang telah dipikirkan selama seminggu ini

yah… apa yang dipikirkan sejak lelaki yang ada dihadapannya kini melamarnya

saat itu yang ia lakukan memang hanya diam,
senyum sumringah yang ada sebelumnya sedikit memudar…
ia bingung akan dirinya sendiri…
mengapa juga disaat seperti itu,
bayangan akan masa lalunya terus saja bermain dalam benaknya…
seakan mempermainkan perasaannya…


memang tak dapat dipungkiri bahwa bayangan akan masa lalunya terus hadir…
terlebih beberapa malam terakhir ini…
hingga akhirnya malam kemarin, di balkon rumahnya,
dalam kesendiriannya ia menangis…
ia tak dapat lagi membendung gejolak keraguan dalam hatinya…
keraguan akan cintanya sendiri…
keraguan akan kesetiaannya sendiri…
ia menangis karena rasa bersalahnya pada mereka…
yah… pada mereka… dia yang dicintainya, dan dia yang mencintainya…
dia yang tak pernah pergi dari hatinya, dan dia yang tak pernah pergi dari liku hidupnya…

Pertanyaan seorang teman seakan terus terngiang ditelinganya :

kau memilih mana… mencintai atau dicintai??
Diantara kedua piihan itu memiliki kelemahan, kelebihan
dan keegoisan masing-masing…
pikirkanlah… tidak hanya dengan otakmu tetapi dengan hatimu,
tidak dengan emosimu…


Ketika keraguan dan kebimbangan hadir dalam benaknya,
pertanyaan itu selalu saja datang meminta jawaban,
kini ia memiliki jawabannya…
jawaban yang mungkin akan menyakitinya,
tapi juga mungkin akan memberikan ketenangan baginya untuk menjalani hari esok…


tanpa sadar malam semakin larut
hingga ketika akhirnya lelaki itu memutuskan untuk pulang…
ketika lelaki itu menggenggam tangannya…
mukanya langsung berubah, ketika didapatinya…
cincin yang seminggu kemarin diberikan
telah tersemat cantik dijari manis pujaan hatinya…
kali ini lelaki itu yang kehilangan kemampuannya untuk berkata-kata…
yang lelaki itu lakukan sedetik kemudian hanya memeluk calon mempelainya dan
memberikan kecupan hangat dikeningnya…
dan berkata

“terima kasih telah menerima pinanganku dan menerima aku apa adanya,
aku akan menjaga hatiku hanya untukmu…
dan aku akan berusaha menjadi aku yang engkau inginkan…”



malam ini… mereka merayakan kebersamaan mereka,
keputusan mereka untuk bersama
dalam tangis haru yang tak dapat dibendung
disela tangisnya… ia tersenyum…
menghapus sedikit demi sedikit keraguan dan kegundahan dalam hatinya…
cincin yang selama ini ada digenggamannya… kini tersemat dijari manisnya…



kini ia hanya bisa tersenyum mengingat polahnya seminggu ini,
yang berada dalam kebahagiaan dan keraguan dalam satu fase waktu!!
yah… seminggu yang lalu berita tentang ia telah dilamar oleh lelaki yang selalu menemaninya itu
telah tersebar bahkan sebelum ia memberikan jawaban resmi, yang sebenarnya telah ia miliki sejak tangannya berada dalam genggaman hangat lelaki itu
bahwa… ya, ia menerima lamaran itu…

Bagaimana ia bisa menolak apa yang talah ia impi-impikan,
apa yang telah ia harapkan beberapa bulan terakhir,
hingga akhirnya menjadi kenyataan…
yah walau karena kebodohan sesaatnya,
kebahagiaan itu sempat tertunda seminggu…


sebelum ia melepas kepergian lelaki itu…
ia mengambil secarik kertas dan menuliskan beberapa kata disana,
dan memberikan pada lelaki yang hanya bisa tersenyum bahagia dihadapannya itu…
sambil menggenggam tangan lelaki,
diberikannya kecupan hangat dipunggung tangan lelakinya…


yah… ia memilih… untuk dicintai… yah… DICINTAI, egois eh?

Mungkin… ketika ia menjadi obyek penerima cinta!!!
Mungkin terdengar begitu egois…

tapi ia memiliki alasan tersendiri ketika ia memilih untuk dicintai…
“karena dengan dicintai…
ia dapat memaksakan dirinya untuk belajar mencintai…
membalas cinta yang telah ia terima…
dan bukan mencintai yang akhirnya ia akan memaksakan cinta
yang nantinya akan menyakiti dirinya sendiri juga orang yang ia cintai”

kini lelaki itu tersenyum bahagia dalam mobilnya
sengaja ia berhenti setelah lepas dari tikungan rumah pujaan hatinya…
ia tak sabar ingin membaca tulisan apa gerangan yang diberikan padanya

dan ketika selesai membacanya… senyumnya semakin lebar…
ia yakin malam ini dan malam-malam selanjutnya
malamnya akan dipenuhi dengan mimpi indah


“Tak perlu menjadi orang lain,
terlebih dia yang telah menjadi masa laluku,
dia yang (mungkin) masih membayangiku…
cukup dengan menjadi dirimu sendiri,
dan dengan kesabaran
dan cintamu maka yakinlah kau akan merebut hatiku
terima kasih telah bersedia menjadi suamiku”

5 comments:

  1. wah sudah dilamar :) selamet...selamet...eh beneran kan ni?

    ReplyDelete
  2. ini fiksi atau beneran...?

    kalau beneran, selamat yah..?
    semoga hubungannya langgeng dan bahagia selalu

    ReplyDelete
  3. moga2 ini kisah sebenarnya ya.. selamat.. selamat.. :)

    ReplyDelete
  4. @ gerrilya : makasi... makasi... enaknya beneran g yaaah hehe

    @ puisi cinta : hayo fiksi ato nyata hayo hehe

    @ argakyo : ini pertanyaan atau pernyataan yah hehe

    @ mba' meidy : amin amin... makasi :)

    ReplyDelete

makaci udah mampir di CyBer dReaM bOx
berbagi yukz, lewat komentar ^^
*moderasi dulu yah :p*
happy blogging ^^

no SPAM yak >.<

have a nice day everydaaaaaay ^^