Pages

Saturday, October 2, 2010

Kenangan...

ndak ada ide nulis,
dapet inspirasi dari tulisan orang lain ^^
jadi dech tulisan fiksi
ditunggu kritik & sarannya (^_^)


*** *** *** *** *** *** *** ***

Kenangan...

“Kamu punya kenangan apa???”

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir mungilnya dan seseorang lelaki yang ada dihadapannya dan sedang asyik menikmati nasi goreng langsung menghentikan suapannya, terheran-heran dengan pertanyaan yang begitu tiba-tiba seakan tanpa narasi. Hmmm memang tanpa narasi!

“Kenapa kamu tiba-tiba tanya begitu De??” Tanya lelaki itu dan akhirnya ikut mengakhiri acara makannya.

Sedikit terkejut karena pertanyaannya tak mendapatkan jawaban tetapi malah balik pertanyaan meluncur untuknya. “Eeeng, gak apa-apa sie… Cuma tiba-tiba kepikiran aja dengan kenangan, kamu punya kenangan apa??” Penjelasan yang sebenernya pasti nggak bisa diterima, tapi ia tetap aja menanyakan pertanyaan yang sama karena merasa belum mendapatkan jawaban.

“Emang kamu lagi kepikiran ama kenanganmu yang mana??” Si lelaki bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan, sekali lagi malah memberinya pertanyaan baru.
Dengan muka sedikit cemberut karena merasa lagi-lagi tak mendapatkan apa yang diinginkan ia akhirnya berkata, “aaah… udah lah!” Ia ingin menyudahi pembicaraan tentang kenangan itu, sepertinya halnya dengan ketika ia menanyakannya ini juga secara tiba-tiba dan sepihak!!

Ada apa dengan kenangan??? Hmmmm, mungkin lebih tepatnya, ada apa dengan kenangan yang mana??? Aaaaaargh!! Mbulet!!!

Ia ingat dengan kata-kata seorang teman. “Udah lah De…, ngapain juga ngenang masa-masa yang nggak enak, biar lah… yang lalu biarlah berlalu, jadiin itu sebagai pelajaran hidup!!!”

Dan ia juga masih sangat ingat bagaimana saat itu juga, ia langsung menyanggah. “Heh!! Kata-kata loe barusan tuch saling bertolak belakang tauk!!” Sedikit dengan nada emosi yang ia sendiri tak tau kenapa ia emosi, nggak terima karena seakan ia terlihat masih terpuruk di masa lalu, atau karena memang sebenarnya ia sadar bahwa ia sedang terpuruk dimasa lalu??

Mungkin benar kata-kata temannya itu bertolak belakang, bagaimana bisa membiarkan yang lalu begitu saja berlalu, tetapi disisi yang lain, ia diminta untuk belajar dari masa lalu???

“De… lagi mikirin apa sie??”

“Hah?? Nggak koq sapa yang lagi mikir” Elaknya seketika sadar bahwa ia sedang melamun.

Sedikit dengan pandangan menyelidik, “masih mikirin kenangan??” Tanya lelaki dihadapannya dengan sabar.

“Semua orang pasti punya masa lalu lah De, entah itu baik atau buruk, semua pasti punya. Menurutku yang jadi masalah bukan masa lalu De, tetapi masa sekarang, saat ini. Dimana kita nggak boleh terpuruk karena masa lalu dan juga harus bisa lebih baik dari masa lalu itu sendiri.” Jelas lelaki itu panjang lebar masih dengan sabar menghadapi diamnya wanita yang dicintainya.

Sedikit coba memahami kata-kata lelaki itu, ia kembali bertanya, “hmmm… bisa nggak kamu ngehapus masa lalu kamu???”

“Ah… ngehapus, emang ada gitu penghapus ajaib yang bisa ngilangin masa lalu??? Lagian, buat apa dihapus De???” Lelaki itu coba mulai bercanda untuk mencairkan suasana “Hahahaha… kalo ada doraemon bisa kali ya?” Kalimat terakhirnya itu rupanya membuahkan hasil, karena ia dapat membuat wanita yang dicintainya itu akhirnya tertawa.

Lelaki itu masih tertawa seakan asyik dengan khayalannya. “Hahahahaha… berarti yang bisa ngehapus masa lalu orang Jepang doank dong De. Kan doraemon adanya di Jepang doank… Hahahaha” sedikit lega dirasakan lelaki itu ketika melihat kekasihnya ikut tertawa, walau ia tau tak selepas biasanya.

Setelah ikut menertawakan khayalan lelaki itu, kembali ia terdiam seakan masih bergulat dengan pikirannya sendiri. Sedetik kemudian ia kembali berkata, “yah… dihapus aja gitu bagian-bagian yang nggak enak, jadi nggak usah diinget-inget lagi.”

“Sekarang kamu bayangin sebuah tembok dech.”

“Loh? Apa hubungannya coba antara ngehapus kenangan ama tembok? Jangan becanda dech!”

“Sek toh, sabar… Sekarang bayangin aja kalo perjalanan hidup kamu seperti ngebangun tembok itu.

Satu demi satu kamu tata, dan setiap kepingnya itu menyimpan kenangan. Kamu terus menyusunnya dari bawah hingga tembok itu akan terbentuk tinggi, menjulang, walau mungkin ada kalanya nggak terlalu sempurna. Tapi batu-batu penyusun tembok itu saling menopang, seperti halnya kenangan mereka saling terkait, sehingga dapat membuatnya kokoh”

“Hmmm…” ia hanya coba mencermati perkataan lelaki dihadapannya ini… tanpa emosi!!

“Nah sekarang bayangin kalo kamu mau membuang salah satu bagian tembok itu, kamu bangun dari bawah, pasti retakan yang ingin kau hilangkan bagian bawah toh, kalo bagian bawah kamu hilangkan, apa iya tembok itu akan kokoh lagi??? Atau justru sebaliknya, ia akan kolaps dan roboh pada akhirnya?” jelas lelaki itu dengan begitu sabar.

“Tapi kalo retakan itu dibiarkan bukankah akan menjalar kesegala arah… dan pada akhirnya akan roboh juga???”

“Nah disini yang dinamakan belajar dari masa lalu, dengan mengetahui ada retakan, kita nggak mungkin akan membiarkannya, tapi meletakkan batu yang lebih kokoh agar retakan itu tak menjalar. Bukan membuangnya. Dan dengan seperti itu kita juga belajar untuk tak membuat retakan yang sama saat kita mulai menata batu demi batu selanjutnya”

“Tapi……” seakan masih ada ganjalan dihatinya, masih belum bisa menerima semuanya dengan begitu saja.

“Apa lagi De?? Tanya aja kalo masih belum bisa menenangkan hati kamu.” Ujar lelaki itu seakan tau apa yang ia rasakan dan pikirkan.

“Tapi… gimana kalau karena kenangan kita itu kita nggak bisa diterima”

“De, sebelum kamu berharap orang lain akan menerima masa lalu kamu, kenangan kamu, bukankah lebih baik kalo kamu sendiri yang harus bisa menerima masa lalu kamu. Egois bukan namanya kalo kamu minta orang lain untuk menerima tetapi kamu sendiri ingin menghapusnya??”

“Hmmm… iya juga sie, tapi bukankah menyakitkan jika kita ditolak hanya karena masa lalu kita???”

Setelah sejenak terdiam, coba mengetahui apa sebenarnya apa yang dipikirkan kekasihnya. “Itu hak orang De, kita nggak bisa memaksakan orang untuk menerima kita secara utuh, segala perubahan yang terjadi pada diri kita.”

“Ah… kamu makin buat aku bingung.”

“Loh iya kan, masa lalu itu sudah terjadi kita tak bisa mengubahnya, itu bagian dari sejarah hidup kita, tak mungkin kan kita memaksa orang untuk menerimanya begitu saja, yang bisa dilakukan adalah kita menunjukkan bahwa sekarang kita berubah. Kalau ada hal buruk dimasa lalu kita tunjukkan disaat sekarang bahwa itu tak akan terulang, juga dimasa depan.”

Ia diam sejenak coba menyimpulkan apa yang baru didengarnya. “Berarti yang lebih penting bukan hanya menerima masa lalu yah, tapi menerima segala perubahan yang terjadi dalam diri”

Setelah terdiam beberapa saat, “apa kamu bisa menerima segala perubahanku?” sekali lagi ia mendadak bertanya pada lelaki itu sambil langsung menatap matanya, seakan mencari kepastian jawaban disana

Sambil menyunggingkan senyuman. “Kamu nggak percaya aku bisa menerima kamu apa adanya dan dengan segala perubahan yang telah dan mungkin akan terjadi?” Lelaki itu balas melemparkan pertanyaan padanya.

“Ah… bukan aku tak percaya, tapi……” kalimat itu menggantung, dan ia bingung bagaimana menyelesaikan kalimat itu.

“Karena kamu sendiri belum sepenuhnya berdamai dengan dirimu dan masa lalumu De, dan yang bisa aku lakukan hanya membuktikan bahwa aku selalu ada disini, disampingmu untuk menerimamu.”

*** *** *** *** *** *** *** *** ***

makasi buat Mba' Lala untuk inspirasi filosofi tumpukan batunya ^^

21 comments:

  1. dan kenangan itu mungkin ga akan terhapus kali ye. meskipun udah 20-30 taun yang lalu ^^

    ReplyDelete
  2. temanya menarik. tapi rsanya kok agak mendikte ya :)
    maaf, cuma perasaan saya aja kali ya ^^

    ReplyDelete
  3. kenangannya menarik sekali dech.... bagus buat skenario sinetron tuch :p hehehe

    ReplyDelete
  4. pengennya selalu dapat kenangan indah
    tapi hidup bagaikan roda
    bisa di atas
    bisa di bawah
    bisa dapat kenangan indah
    bisa dapat kenangan buruk
    bersyukur aja

    ReplyDelete
  5. fiksinya ok bnget. Sweet memory ya..:)

    ReplyDelete
  6. wahahaa.. dialognya bercampur omongan orang jawa nih.. Sukaa banget!. Pas bumbunya, eh maksudnya pas naruhnya di kalimat.. jadi ngebayangin tokohnya itu orang-orang jawa. hahhaa

    ReplyDelete
  7. Kenangan...Kadang bisa membuat seseorang menangis....(berarti cengeng donk) he....He....He....

    ReplyDelete
  8. bagus inge..^^ pa lagi soal tumpukan bata ;))

    ReplyDelete
  9. banyak kenangan....tapi kan semuanya dikikis waktu...ada yang lengket...ada yang hilang...

    ReplyDelete
  10. salam sobat
    semua orang pasti punya knangan indah.
    tidak akan lupa dan memang sulit dilupakan.

    ReplyDelete
  11. pingin sekali bisa buat cerita fiksi seperti ini tapi ngak bisa-bisa

    ReplyDelete
  12. hy..HY noN inge.... AKU NONgol lagI NEH hehhehe pake BLOG yg BAru....

    ReplyDelete
  13. yang bisa aku lakukan hanya membuktikan bahwa aku selalu ada disini, disampingmu untuk menerimamu.

    kalimat penutup yang manis banget nge
    :)

    ReplyDelete
  14. AAKHHH,,,,, cerpennya inspire bgt. Salut deh,,, cerpennya ini sering bgt terjadi dg org2 di sekeliling kita (bahkan diri kita sendiri). Bagaimana org lain bisa menerima masa lalu kita, sedangkan kita sendiri ga bisa berdamai dg masa lalu kita sendiri... its nice words.

    Salut!!!!

    ReplyDelete
  15. cerpen penuh makna, Inge.
    memang benar ,kita takkan mungkin lepas dr kenangan, krn memang ada dlm hidup kita.
    mungkin jadikan kenangan sebagai hikmah pembelajaran adalah hal yg paling baik, jangan jadi surut dan minder krn kenangan buruk.
    salam

    ReplyDelete
  16. aku suka perumpamaan temboknya hehehhe
    iya ganti template untuk sementara karna template yg kemaren kacau balau xD

    ReplyDelete
  17. mending kalo kenangan manis bs diinget trus kalo kenangan pahit jangan deh..hehe

    ReplyDelete
  18. wah..filosofi temboknya menarik..

    intinya adalah..pondasi yang kuat dengan daya rekat yang sangat kuat pula, untuk membuat rangkaian kenangan itu utuh...

    meski kenangan itu tak selalu indah..namun pahit dan tak menyenangkan...namun dng berdamai dengannya, bisa membuat hidup kita kuat dlm menghadapi badai gelombang kehidupan ini...:)

    ReplyDelete
  19. sama seperti kisah ku ....

    ReplyDelete
  20. Kita tak pernah bis amenghapus masa lalu kita dan itu hanya akan menjdi kenangan..

    Tapi yang terpenting adalah, kita sekarang, siapa yang bersama kita sekarang....

    Saya benci masa lalu, tp saya berkembang karenanya

    ReplyDelete

makaci udah mampir di CyBer dReaM bOx
berbagi yukz, lewat komentar ^^
*moderasi dulu yah :p*
happy blogging ^^

no SPAM yak >.<

have a nice day everydaaaaaay ^^