Masih soal kentut!! Dan itu anugrah!!

Masih inget bahasan kemaren? Masalah kentut nggak bau?

Kalo nggak inget yah, tengok lah postinganku yang kemaren.

Males?? Yo wes, ikuti aja edisi ini. Karena edisi ini memang bisa dibaca terpisah, tanpa harus mengikuti edisi sebelumnya *jiaaaaaah, opo maneh iki*

Dipostingan kemaren aku bilang akan ada postingan tentang kentut lagi, dan jadilah postingan ini. Dan dikotak komentar ada yang tanya, "Arai suka kentut nggak, Nge?"

Nah ini jawaban dari pertanyaan itu, hehe... sebenernya udah pengen jawab aja gitu dikotak komentar tapi karena niatnya buat postingan terpisah akhirnya pertanyaan itu nggak aku jawab dulu.

Apa arai suka kentut?

Jawabannya : HOBI!! *nulis ini sambil nahan ketawa*

Kalau disangkutin di dunia blog, mungkin komentar arai bisa dibilang seperti para kentuters. Karena kadang sepertinya hanya menanggapi tulisan TO ARAI yang aku tulis diakhir postingan.

Terus kalau pada kebiasaan sehari-hari, jawaban itu masih berlaku. Ya, sepertinya kentut salah satu hobinya arai, hihihihi... kedengerannya jorok yah, tapi itulah Araiku ^^

Pertama kali tau arai suka kentut dari pacaran. Awalnya kaget juga, karena biasanya kalo masih pacaran kebiasaan-kebiasaan seperti itu ditutup-tutupi, tapi arai nggak! Walau memang nggak ditempat ramai yah, cuman pas berdua aja.

Awalnya aku sendiri ngerasa, koq agak nggak sopan yah. Tapi mungkin karena memang akan sering seperti itu, jadi buat apa ditutupi ntar juga tau dan kalau ditutupi malah nggak enak sendiri atau malah bisa jadi penyakit :)

Koq bisa aku tau? Ini bukan karena baunya tapi suaranya ^^ Karena kentut arai tidak berbau, tapi bersuara. Walau sepertinya nggak mungkin yah, kalau dari sekian banyak kentutnya nggak berbau, tapi mungkin arai tau kalau kentutnya akan berbau jadi nggak kentut waktu ada aku, atau mungkin juga aku yang beruntung karena nggak ada dideket arai pas kentutnya bau.

Ah... sudah ah... lama-lama geli sendiri bahasnya :))

Yang pasti, walau kadang jorok. Tapi, bayangin aja kalau kita nggak bisa kentut ampe beberapa lama, duuuuuh mungkin ada kelainan toh. Jadi bisa dikatakan kalau kita bisa kentut itu juga adalah anugrah. Asal tidak membuat orang laen rugi, maksudnya dengan baunya! He he...

Kadang kita melupakan hal sepele seperti itu, tapi kadang hal yang kita lupakan itu justru ketiadaannya membuat kita sengsara. Syukuri saja adanya, dan sekali lagi tidak merugikan orang laen.