gulita malam
dalam naungan langit hitam
tanpa cahaya mbulan dan kerlingan bintang
berteman buaian semilir angin
dan rinai pun mulai menyapa
dingin menyergap
hamparan kehampaan memenuhi rongga dada
entah apa yang dirasa
hanya luka kian menganga
entah karena apa
aku tak tau dimana lukaku
hanya saja, perih itu begitu nyata
saat mengingatmukah
atau justru ketika kumulai mencari cara
tuk melupakanmu
sepercik rasa yang pernah ada
kini terhempas
dalam rimba bayang penuh tanya
semua nyata yang telah lalu
terserak dalam diam
terhimpit siksa
yang menjelma nyata
tanpa tau harus berbuat apa
menerima
mempertanyakan pilihan
karena semua
mau tak mau
hanya dapat diterima
pilihannya hanya
pernah merasa dicintai
atau lebih merasakan
bahwa kini telah ditinggalkan >,<
aku terhempas
dalam apa yang tak ku mengerti
dan sekali lagi
aku hanya dapat menerima
satu lagi
hempasan rasa
to arai :
semua rasah dan gundah
seolah sirnah dengan bisikmu
yang selalu menenangkanku ^^
dan aku... sungguh merindukanmu! ^^
Gak ada yang akan meninggalkan kok mba
ReplyDeleteaku tetap disini..
:D
eehhh pertamaxx ya? uhuuy..
ReplyDeletehempasan nikmat tuh...kadang seseorang dapat menikmati penderitaannya sehingga tidak tahu lagi apa itu sakit atau bahagia...
ReplyDeleteehemm.... *manggut-manggut
ReplyDeletehempasan itu, tergantung gimana posisinya saat terhempas. tergantung kita bereaksii setelah terhempas juga...
ReplyDeletehempasan rasa berikut fluktuasinya...membuat kita semakin dewasa dan bijak...:) jika semuanya dpt diterima dengan utuh...
ReplyDeleteada yg terhempas di sini...
ReplyDeleteaq juga tiba2 terhempas trus nyasar ke blog ini...hehhe:)
kalo terhempas ke tempat empuk ya enak inge...
ReplyDeleteRindu sebelah mata....
ReplyDeletehumm keknya suasana hati lagi mellow marshmellow nih.. hhaha.. puisimu akhir-akhir ini bertema sama nge. Whaddup he?.. *sotoy*
ReplyDeleteakuu rindu setengah matii kepadaanyaaa..!! uwoouwoo *pyaarr..pyaarr
ReplyDeleteHempasan rasa itu bunyinya kayak apa nduk ?
ReplyDeletegedebhux atau tlepox ?
puisimu apik2 tenan...
salam hangat dari Sukolilo
semoga rindunya segera terobati mbak, semakin merindu katanya rasa itu semaki menggebu :)
ReplyDeletesalam
aku lagi dengerin rindu setengah mati niiiiiii hahhaa, aku juga rindu, bukan mas arai aja ^.^
ReplyDeleteoh mbulan.. jangan mengerling donkkkkkkkkk :))
hempaskan saja gelasny biar ramai ups hehe
ReplyDeletehebat jadi inge bisa menahan rindu spt itu
ak ga ktemu sebulan aja ga nahannn >,<
"hanya saja, perih itu begitu nyata
ReplyDeletesaat mengingatmukah
atau justru ketika kumulai mencari cara
tuk melupakanmu"
saya suka banget pas bagian ini :)
terhempas... begitu perih... begitu menyiksa... namun biarlah hempasan ini membuatku semakin dewasa...
ReplyDeletetentang kerinduan ya?
ReplyDeletemampir ya sebelum mudik
ReplyDeleteTerhempas rindu...hmmm gemes kayaknya ya :)
ReplyDeleteterhempas kan gak enak
ReplyDeletetapi kalo terhempas rindu..
lain lagi ceritanya yaa
Dija kangen sama Tante Ingeee
ReplyDeletemaaf Mbak, kaLo mengenai puisi saya enggak bisa megomentari apa2, karena memang masih awam di bidangnya. sehingga enggak mampu untuk memaknainya.
ReplyDeletebaru ngeh nih, rupanya dihaLaman sebeLum ini ada komen dari "anonim" juga yah. terrrrLaLu, tadi sudah saya baLas. maaf Lho Mbak kaLo saya sudah di anggap mengotori konten Mbak, karena sudah membaLas komentar "anonim" tsb.
saya juga lagi rindu mbak :D
ReplyDelete