aku...
sudah bosan
tersenyum dan tertawa
dalam suatu kepalsuan
mungkin kini saatnya
aku...
diam
dan mungkin menangis...
*** *** *** *** ***
tulisan lama yang aku temukan di account multiply
dan dengan alasan khusus pengen di share disini ^^
ambil pertamax dulu ah
ReplyDeletejd ini ceritanya Tulisan Lama bersemi kembali gt yah, keren kok, d populerin di blog ini
ReplyDeletehahaha singkat dan jelas :D
ReplyDeletemungkin ini saatnya untuk membuka topeng kepalsuan itu dan berjalan menerima kenyataan yang ada. :)
ReplyDeletemaaf sebelumnya, kunjunga pertama nich. :)
Salam kenal. :D
dah hobi nulis dari zaman bahari rupanya ...Nge...salut dgn tulisanmu di atas ;)
ReplyDeletediam...dan menangis...mungkin dapat menjadi sebuah kebaikan bagi kita...:)
ReplyDeleteiya ya yang namanya palsu itu ngak akan bisa bertahan lama
ReplyDeletewah,rupanya punya simpanan ya,sist hihihi.mantab deh..
ReplyDeletesemoga hidup kita takkan pernah berada dalam kepalsuan Amin
ReplyDeleteWalah, kalo tertawa hanya sebuah kepalsuan, kok bisa tahan ya? :( :(
ReplyDelete*ini bukan dalam rangka lebaran kan?*
Diam itu bagaikan sebuah Emas dalam kondisi sprti ini.. :)
ReplyDeletelebih baik ekspresikan apa adanya..,
ReplyDeletememang lebih enak membuat orang tersenyum dengan menjadi diri kita sendiri
ReplyDeletedi banding kita harus senyum tapi dengan terpaksa
selamat menikmati akhir pekan :)
ReplyDeleteAku suka diksinya. Oh ya..kebiasaan kita rupanya agak sama ya. suka memposting puisi lawas ke situs baru hehehe..misalnya aku posting puisi lawas di sastra_dio ke kompasiana.
ReplyDeletejalani saja apa adanya, ada saat tertawa, dan ada waktu menangis... hidup butuh keseimbangan Mbak... :)
ReplyDeletekeren puisinya ....
ReplyDeleteYup..
ReplyDeleteHidup ini harus imbang. Ada kalanya kita tertawa ada kalanya kita juga menangis.
diam bukan berarti tidak bisa apa apa . .
ReplyDeletekarena diam itu lebih baik
tulisan lama..?
ReplyDeleteberarti sekarang dah ga bosen lagi ya..
bagus tulisan naa lam kenal yaa
ReplyDeletetak ada salahnya menangis
ReplyDeletekarena itu emang sudah kodrat kita
:)
lahir aja nangis
jadi jangan memaksakan diri^^
nice poem inge
bikin sesuatu yang baru Nge... biar nggak bosen!
ReplyDeleteberkunjung kembali mba inge "diam dan menangis adalah solusi untuk meredam kepedihan "
ReplyDeleteinge ma kasih puisimu dah mewakilkan kata hatiku,..indah boleh copas y...
ReplyDeleteberpura-pura memang tdk nyaman mba inge....
ReplyDeleteWuih..setelah sekian lama isi tulisannya tentang kebahagiaan, eh..sekarang tentang kesedihan.. :D
ReplyDeleteyah... apa gunanya hidup kalo itu dalam kepalsuan...
ReplyDeletegpp kalau kepalsuan berupa senyum dan tawa
ReplyDeletekan itu ibadah jg ^^ itung2 bs awet muda hihihi
berkunjung mba, semoga sehat ya ^_____^
ReplyDeletetak apa bila tersenyum bisa membagi bahagia
ReplyDelete:)
kenapa sedih dear?
apanya yang tak pasti?
ReplyDeletebukankah semua memang tak pasti
kepastian hanya milik ALlah SWT
Tante jangan nangis dong
ReplyDeleteaku jadi pingin ikutan nangis lho
kan sebentar lagi Dija ulang tahun yang ke setengah, masa masih nangis. kan udah besar...
Tante ikutan yaaa
tanggal 23
..
ReplyDeletelama gak mampir sini, ternyata sudah berganti suasana ya.. :)
..
ehm curhatan apa ya :P
ReplyDeleteKnpa Inge? masih sedih juga?
ReplyDeleteklo disamping ada Ariel pasti dia akan nyanyi 'Buka dulu topengmu... buka dulu topengmu...
Oya....
Selamat Idhul Fitri ya Inge, Mohon maaf lahir dan bathin...
sedia pundak.. sedia pundak...
ReplyDeletesebagai sandaran tempat untuk menangis ^^
waLaupun terasa pahit Lebih baik jujur yah Mbak
ReplyDelete