Bakti

Berbakti.

Entah apa yang menjadi tolak ukur kata itu.

Apakah wajib, berbakti kepada orang tua? 

Sekarang saya sudah menjadi orang tua. Jika sebelumnya, mungkin sampai sekarang berbakti pada orang tua adalah hal yang menjadi wajib bagi saya namun kemudian ketika melihat anak-anak saya. Saya akan berkata pada mereka, bahwa bakti mereka pada saya nantinya adalah dengan cukup mereka bahagia dan cukup dengan hidup mereka. Tanpa perlu mereka merasa perlu membalas apapun yang sudah saya lakukan untuk mereka.

Karena memiliki mereka adalah pilihan saya, bukan pilihan mereka. Dan apa yang saya lakukan selama ini adalah "konsekuensi" ketika saya memilih mereka ada di hidup saya. Tidak perlu merasa terbebani jika nantinya mereka merasa tidak bisa membalas. 

Saya hanya ingin mereka berbahagia, dengan hal-hal yang mereka pilih sendiri dan pastinya memiliki konsekuensi tersendiri.

***

Saya belajar dari orang tua saya, juga mertua saya. Bahwa apa yang mereka jalani hingga masa senjanya dan 3 dari mereka sudah tiada, mereka benar-benar tidak merepotkan anak-anaknya. Jika orang tua saya sempat masuk RS dan kemudian ada perawatan di rumah, itu mungkin salah satu hal yang tidak bisa mereka hindari di usia senjanya.

Tapi apakah kemudian anaknya terbebani, saya merasa tidak. Apakah yang dilakukan kakak saya, saya dan suami saya karena merasa wajib? Bukan, kami melakukannya karena rasa cinta kami pada orang tua kami. Bukan kemudian kewajiban yang akhirnya terasa membebani.

Saya melihat mereka, jika masih bisa dilakukan sendiri pasti akan dilakukan sendiri. Namun mungkin keadaan yang akhirnya membuat mereka tidak bisa melakukannya seorang diri. Dan mengkin juga hal tersebut adalah jalan Tuhan untuk kemudian agar anaknya dapat menunjukkan rasa cintanya, "baktinya" kepada orang tua.

***

Dan satu hal, tidak ada orang tua yang keberatan di repoti anaknya. Mungkin karena mereka sadar, anak mereka masih saja membuat mereka repot salah satunya karena salahnya asuhan mereka sendiri.