Hari ini aku berniat menghabiskan waktuku hanya berada diatas tempat tidur, setelah pekerjaan selama seminggu yang tidak hanya menyita waktuku, tetapi juga tenaga dan pikiranku. Saat aku tengah asyik menikmati novel yang sudah seminggu sejak aku beli aku anggurkan begitu saja, tiba-tiba ada panggilan di ponselku. Sedikit malas aku seret tubuhku dari tengah ranjang mendekati nakas tempat aku menaruh ponsel.
Nomer siapa ini? Satu nomer tak aku kenal, tetapi sepertinya aku pernah membaca deretan angka ini. Setelah beberapa saat coba untuk mengingat dan nihil, akhirnya dengan sedikit ragu aku angkat panggilan itu.
"Halo..."
"Hallo..."
Suara itu! Tak mungkin aku bisa melupakan suara itu.
"Hallo... Ken, hallo..."
Setelah sejenak terdiam, akhirnya aku kembali berkata, "Ohya... maaf, dengan siapa ya?"
Terdengar gelak disana, kemudian "Ini aku Maheenk, lupa ya? Sorry aku baru hubungi kamu, awalnya aku kira nomermu ganti jadinya aku tunggu kamu hubungi setelah aku kasih kamu kartu namaku. Tapi... Btw, apa kabar?"
Aku tak berusaha memutus ucapannya, kebiasaannya kalau gugup ternyata tetap sama. Berbicara tanpa jeda. Ah...
"Aku? Alhamdulillah baik."
"Bisa nggak kita ketemu. Aku kangen ngobrol panjang lebar ama kamu."
"Errrrr, kapan?"
"Hari ini?"
Aku lirik novel yang baru aku baca seperempat bagian tadi, seolah meminta persetujuan. Namun justru pertanyaan saat awal bertemu dengannya beberapa hari lalu menyeruak, pantaskah?
"Hmmm... agak sore aja ya, jam empatan gitu?"
"Oke, kamu aku jemput atau...?"
"Gak usah kita ketemu langsung aja di Starbuck TP"
"Oke, see u"
Setelah sambungan terputus dan aku hendak kembali membaca novelku, tiba-tiba kembali ponselku berbunyi. Tanda ada satu pesan singkat.
-From : bluess_byru-
Nanti malam aku ada meeting mendadak. Sorry ya, besok baru aku datang ke apartementmu. Okay?
Ah... apa semesta sedang berkonspirasi mendukung pertemuanku dengan ia yang harusnya tetap tersimpan sebagai masa lalu?
*bersambung*