Sudah baca tulisanku dengan judul Arigatou?
Ada yang berkomentar secara langsung melalui japri :) lebih tepatnya mungkin bertanya, seperti ini : "Emang kamu pernah dicampakkan? Melakukan (tak menyesali apa yg pernah terjadi) gak semudah menuliskan, Nge!"
Apa jawabku? Aku tak menjawab apa-apa. Karena tau apapun jawabku (saat ini) tak akan pernah memuaskan untuknya yang sedang patah hati. Walau aku ingin ngomong keras-keras ditelinganya "Woiiii gak ada yg bilang akan mudah woiiii... lu kira hidup gue mulus-mulus aje??" *coba sejak kapan aku jadi orang betawi yg pake lu gue, ckck*
Sebenarnya aku juga punya pertanyaan yang sama untuk dua orang yg aku kenal (maap, tak bisa sebut merk) yang bagiku begitu mudah menghapus masa lalu. Bukan hanya semudah menekan tombol unfollow di twitter atau remove friend di facebook. Bahkan mereka (2 orang ituh) ketika putus dengan kekasihnya begitu mudah mengganti account twitter, account facebook, nomer telpon, email bahkan sampe rela terputus koneksi dengan teman-teman lamanya.
Awalnya aku bertanya, semudah itu kah? Untuk apa?
Lantas ada yang memberiku opsi jawaban.
1. Mudah, karena mereka yang mutusin hubungan jadi mereka mungkin nggak mau lagi terganggu dengan masa lalu yang memang sudah mereka niati untuk ditinggalkan.
2. Untuk apa... ya mungkin itulah cara mereka untuk move on, bukankah cara masing-masing orang berbeda.
Yup, sepertinya aku menerima saja opsi itu, karena tak mungkin menanyakan langsung pada 2 orang yang melakukan itu.
Lantas temanku bertanya, kalau kamu pasti tak mudah melakukan hal-hal seperti itu, kenapa?
Belum sempat aku menjawab, temanku itu menebak jawabanku dan tebakannya itu membuatku berpikir. Tebaknya, "apa karena kamu masih sedikit (ya, dimenekankan pada kata ini) berharap masih bisa menjalin hubungan dengan masa lalumu?"
Dalam pikiranku, benarkah aku seperti itu??
ngomongne sopo mbak? aq ambek anyin tah? heuheuheu
ReplyDelete