Pages

Wednesday, February 1, 2012

Merangkum Kisah Bersamamu

“Halo, Siapa Namamu?”

Semua berawal dari kalimat itu, perkenalanku denganmu. Aku masih ingat bagaimana akhirnya kita bisa dekat. Sekedar obrolan biasa, tentang hobi kita yang sama, membaca. Aku langsung jatuh hati padamu, karena kecerdasanmu, juga senyum manismu.

Setiap berada dekatmu, entah mengapa jantungku seolah tak henti bergemuruh. Dag Dig Dug! Kamu selalu berhasil membuatku tak dapat berpikir panjang, seperti suatu hari, tiba-tiba kamu bertanya. “Menurutmu, aku ini bagaimana?” Kamu manis, kataku. Kamu tertawa mendengarnya. “Ah… dengan kalimat sesingkat itu, kamu bisa membuatku berbunga-bunga.” Mungkin kamu mengira aku sedang bercanda.

Aku sangat suka senyummu, hingga tak ingin senyum itu terhapus dari wajahmu. Tapi hari itu kudapati kamu menangis. Aku maunya kamu, titik! Ah, rupanya kamu sedang bertengkar dengan seseorang di ujung telephone. Ingin rasanya aku menghapus air matamu, tapi mendengar ucapanmu itu, ada perih tersendiri yang aku rasakan di sudut hatiku.

Beberapa kali aku mendapatimu murung. Aku ingin sekali memintamu, jadilah milikku, mau? Tapi, ada ketakutan tersendiri dibilik hatiku, jika karena pertanyaanku itu justru membuatmu jauh dariku. Karena masih ku dapati ada dia di matamu.

Beberapa kali aku ingin mengutarakan apa yang aku rasakan terhadapmu, mencoba menepis rasa takutku. Kadang terpikir untuk mengirimimu surat. Hingga saat ku dapati kamu sedang membaca sepucuk surat. Sepucuk surat bukan dariku, karena semua surat yang ku siapkan untukmu hanya berakhir di dalam laci mejaku.

Sejak menerima surat itu, kamu seperti menarik diri dariku. Sempat aku ingin berteriak, aku benci kamu hari ini! Kamu tak membalas semua pesan dariku, SMS, BBM, email, bahkan jejaring sosialmu semua updatenya terhenti disatu tanggal yang sama. Ingin menemuimu langsung, tapi bagaimana caranya jika semua pesanku tak pernah kamu balas. Dari rasa marah, hingga akhirnya aku khawatir terjadi sesuatu padamu.

Sejak tak ada kabar darimu, aku seperti orang ling lung. Ya… inilah aku tanpamu. Tak tahu harus melakukan apa, yang kuinginkan hanya mendapatkan kabar darimu. Itu saja.

Aku ingat hari itu, saat senja mulai bergulir setelah lama tak bertemu denganmu, tiba-tiba kamu berdiri dihadapanku, sambil tersenyum. Rasa rindu membuatku tak dapat menahan diri untuk berlari dan memelukmu.

Aku sendiri terkesima dengan apa yang aku lakukan, semoga kamu tak marah. Hanya itu doaku. Tetapi kamu hanya tertawa. “Apakah kamu merindukanku?” Tanyamu setelah tawamu mereda.  Dan aku hanya bisa tersenyum. Tersenyum untukmu yang lucu, ya… kamu tampak lucu dengan pertanyaanmu itu.

Semua tentangmu yang selalu manis, tak akan ku biarkan lepas dariku lagi. Apa yang terjadi membuat rasa rindu menyesaki relung hatiku, dan aku selalu merasa merindumu itu seru. Aku masih ingat bagaimana kamu pernah berkata bahwa odol saja bisa jatuh cinta. Kalau odol lagi jatuh cinta ia akan selalu menjaga gigi geligi, ya seperti yang aku inginkan. Aku ingin selalu menjagamu.

Kehilanganmu, kupastikan ini bukan judul terakhir dari kisahku bersamamu. Kini aku tak akan membuang waktuku, aku ingin menghilangkan semua awan hitam yang coba menyelimutimu menggantinya dengan dekap kehangatan kasih. Ijinkan aku… ijinkan aku untuk meminta padamu. Menikahlah denganku?

Dan aku berjanji, nanti… dari kata SAH! menggema, aku akan selalu menyayangimu dan melindungimu, hingga nanti hanya ajal yang akan memisahkan kita.

***

Teruntuk @WangiMS dan @momo_DM untuk 16 Judul di 15 Hari yang seru! ^^

2 comments:

  1. Jadi, selama menghilang dia sebenarnya ada dimana? Lg ngapain? Mengapa tak mengabari? *menunggu sekuel fiksinya*

    Pa kabar non Inge? Lama tak mampir..

    ReplyDelete

makaci udah mampir di CyBer dReaM bOx
berbagi yukz, lewat komentar ^^
*moderasi dulu yah :p*
happy blogging ^^

no SPAM yak >.<

have a nice day everydaaaaaay ^^