Kalau Odol Lagi Jatuh Cinta
“Dasar odol!” Ujar Lea, sedikit meninggikan nada suaranya.
“Eh?” Reza yang duduk di sampingnya sedikit terkejut dengan ucapan Lea yang begitu tiba-tiba.
“Iya, kamu itu kaya’ odol!” Lea tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.
“Odol? Odol erm… pasta gigi?” Tanya Reza lagi, pura-pura tak mengerti ucapan Lea.
“Iiiiiih, oon deh!” Lea makin cemberut, tau bahwa Reza sedang menggodanya.
Reza hanya tersenyum melihat Lea semakin cemberut. Reza sangat senang menggoda Lea, sampai marah dan cemberut. Karena entah mengapa, Reza merasa Lea tampak begitu manis saat cemberut.
“Kok bisa odol?” Kembali Reza coba memancing Lea.
“Iyaaaaa, sifat protektifmu itu! Seperti odol!”
“Hahahahahaha, sejak kapan kamu bisa bermain perumpamaan seperti itu?”
Dan selanjutnya Lea hanya diam, masih cemberut. Ya, beginilah kalau odol sedang jatuh cinta. Kata Reza, dalam hati.
“Kalau aku jadi odol kamu jadi apanya?” Sambil menyipitkan matanya dan berusaha menyembunyikan senyumnya, kembali Reza menggoda Lea.
Lea pura-pura tak mendengar pertanyaan itu, dan Reza tahu itu. Hingga sedetik kemudian, belum sempat Lea menjawab pertanyaan itu ada SMS yang masuk ke ponsel Reza.
“Hei… aku pergi dulu ya…” Tiba-tiba Reza beranjak dari tempat duduknya, dan mengacak-acak rambut Lea.
“Iiiiiih…” Lea masih cemberut, tapi juga tak berusaha mencegah.
***
Malam ini, saat Reza yang sedang menyikat gigi, mau tak mau teringat kembali dengan percakapannya dengan Lea siang itu. Gelar sebagai odol yang tiba-tiba disematkan padanya, dan sekali lagi itu hanya bisa membuatnya tersenyum.
Siapa yang menginginkan orang yang di cintainya terluka, berusaha menghapus semua duka yang menggelayut juga memberikan rasa nyaman, itu yang ingin aku berikan. Gumam Reza.
Tapi, protektif? Sejenak Reza menghentikan kegiatannya menyikat gigi.
Benarkah aku terlalu protektif?
Segera Reza menyelesaikan kegiatannya, dan kemudian mengambil ponsel.
Say, menurutmu aku terlalu protektif? – Message Sent
Ia menunggu beberapa saat. Tak ada balasan. Ah, mungkin sudah tidur, pikirnya. Kembali ia mengirimkan satu pesan.
Kalau aku jadi odol, kamu jadi apanya? – Message Sent
Setelah ia mengirimkan pesan terakhir itu, kembali ia tersenyum dan kemudian beranjak menuju ranjangnya.
***
Kalau aku jadi odol, kamu jadi apanya? – Message Receive
Lea terdiam mendapati pesan dari Reza, sesaat setelah ia selesai menyikat gigi. Ah, masih masalah odol, pikirnya.
Sejenak Lea hanya duduk ditepian ranjangnya. Sesaat kemudian ia mematikan ponselnya dan beranjak masuk ke dalam selimut. Sebelum memejamkan matanya, ia memandang fotonya dengan Reza yang terpajang rapi di meja samping tempat tidur.
Ah, aku ingin menjawab pertanyaanmu itu.Mengertikah kamu bahwa aku bukan gigi dalam perumpamaanmu itu, karena aku hanya orang kedua dalam perjalan cintamu. Mungkin aku hanya seperti sikat gigi. Aku yang bagimu begitu tegar, membuatmu melihat kerapuhan dari kekasihmu dan ingin melindunginya. Bersamaku kamu seakan menemukan cara melindungi kekasihmu, tetapi tak sadarkah kamu, bahwa bersamaku kamu yang mungkin ingin melindungi kekasihmu itu juga akan menjadi orang yang paling menyakitinya.
*menerima kritik dan saran*
jumlah kata : 447 Kata ^^
oh, kalau ini judulnya ketika odol berselingkuh ya, mbak? hahahahahahahahaahahahhahahhhaa
ReplyDeleteinspiratif :)
odol bisa jadi serumit ini ya :D
ReplyDeleteYups, cerita cinta ini bisa menjadi sedemikian rumit .....
ReplyDeletetinggal beberapa hari lagi ya? hmmm....cemunguuddhh :D
ReplyDeleteBtw, saya mampir dari sang cerpenis :)
naluri memiliki bikin otomatis kita jadi protektif gitu kali ya mbak
ReplyDelete