Aku Benci Kamu Hari Ini
Aku suka sekali menikmati senja, terutama dari tepi pantai. Indahnya biru laut yang tertimpa kemuning sinar mentari yang seakan tenggelam di tengah lautan. Aku suka sekali senja di tepi pantai, terutama ketika aku menikmatinya denganmu. Karena saat itu, aku bukan hanya menikmati senja, tetapi juga menikmati keberadaanmu.
Seperti saat kamu sedang menikmati senja sambil membaca buku. Aku hanya memandangmu lekat, tak ingin mengusikmu. Sesekali kamu berhenti membaca, memandang mentari yang semakin tenggelam keperaduannya. Dan detik berikutnya memandangku, dan tersenyum. Ah, aku sungguh mencintaimu.
Sudah beberapa hari ini kita menghabiskan senja bersama. Kadang selain buku, kamu hanya merebahkan tubuh dihamparan pasir putih, sambil mendengarkan lagu. Aku tetap tak ingin mengusikmu, walau kadang aku ingin ikut mendengarkan lagu apa yang sedang kamu dengarkan itu.
Atau dilain waktu kamu hanya berdiri di bibir pantai, seakan menikmati kakimu dipermainkan oleh air laut. Kadang aku mengikuti apa yang kamu lakukan tapi aku berdiri agak jauh dari bibir pantai karena aku tak suka jika kakiku basah. Aku hanya menikmati siluet indah dirimu yang terpapar kemilau sinar mentari. Kadang kamu hanya diam, tapi juga tak jarang kamu seperti berkejaran dengan buih-buih air laut itu.
Kamu dengan cara tersendiri menikmati senja ini, sedang aku menikmati senja tanpa perlu apapun untuk menemani. Cukup dengan adanya dirimu.
Aku begitu mencintai senja, dan semua karenamu.
Kecuali hari ini. Aku benci kamu hari ini.
Hari ini, sepertinya kamu datang terlambat. Senja sudah mulai memudar. Dan tanpamu entah mengapa aku tak dapat benar-benar menikmati indah senja hari ini. Mencoba bermain dengan buih-buih air dibibir pantai untuk membunuh waktu, walau sebenarnya aku berharap ia tak cepat berlalu sebelum akhirnya kamu ada di sini.
Ternyata, kamu datang. Tapi tidak sendiri, seorang lelaki bersamamu. Kamu menggenggam tangannya. Sesaat kamu melihatku, dan menyunggingkan senyum manismu. Ada bahagia aku lihat di matamu.
Aku berjalan menjauh darimu, sambil menyembunyikan perih yang tiba-tiba menyergap hati. Sebelum akhirnya aku meninggalkan pantai, sekali lagi aku melihatmu. Hanya siluet yang kudapati. Siluet yang sangat ku nikmati tadinya, tetapi kini siluet itu tak sendiri. Seketika rasa perih itu kembali meraja.
Ah. Aku benci kamu hari ini. Rencanaku berantakan semua, karena kamu bersama orang lain. Tadinya aku ingin berkenalan dengamu.
********
*menerima kritik dan saran*
jumlah kata : 355 Kata ^^
Ahh senja, saya pun suka senja :)
ReplyDeletesenja dari pantai...apik dah plus dapat bonus sunset yang jiamiikkk...
ReplyDeletemampir dimari...salam ukhuwah mbak yu^^
bencinya cuma sekali-kali ya :D
ReplyDeletelanjutkan inge :)
Ini unik banget. Cerita ini unik. :D
ReplyDeleteSaya membayangkan si "Aku" adalah wanita, dan tokoh yang disenanginya adalah pria, jadinya cocok juga, cerita gay. :D
Saya mbayangin si "Aku" seorang pria, dan tokoh yang disukainya seorang wanita, lebih pas lagi. :)
Bener2 unik.... atau hanya sebuah kebetulan? :D