Pages

Friday, January 20, 2012

#15HariNgeblogFF Day9


Inilah Aku Tanpamu


“Rere…”

Sedikit terkejut dengan sapaan dari suara yang begitu ku kenal dan sangat ku rindukan selama kurang lebih dua tahun ini, dan mau tak mau membuatku mengalihkan pandanganku dari layar laptop di hadapanku. Qodri, lelaki yang sekitar dua tahun lalu tiba-tiba pergi setelah mengisi hari-hariku dengan harapan.

“Sendirian aja?” Ujarnya sambil melihat sekeliling café, mencari entah siapa.

“Mas Qod… Mas Qodri…” Bodohnya aku bukannya bukannya menjawab pertanyaan, malah menyebutkan namanya. Dan lebih terlihat bodoh lagi saat aku mengikuti gerakannya melihat sekeliling café. Ah, dua tahun tak bertemu setelah dia pergi begitu saja, dan sekarang tiba-tiba ia ada dihadapanku cukup membuat otakku berhenti bekerja selama beberapa saat.

“Hei… kenapa jadi bingung seperti itu? Kaget ya ngelihat aku?”

“Hehehehe…” sebuah tawa, yang aku paksaan untuk menutupi kegelisahanku yang tiba-tiba menyeruak hadir.

“Kamu sendirian? Boleh aku duduk disini?” Tanyamu lagi.

“Oooh… oh... Silahkan aja.” Jawabku sedikit terbata awalnya.

“Gimana kabarmu Re?” Tanyanya setelah meletakkan cangkir kopinya dan duduk dihadapanku.

“Yah, beginilah seperti yang kamu lihat sekarang.”

“Kamu tampak makin cantik Re dan…” Kamu menatap mataku lekat, dan kemudian tertunduk sebelum akhirnya melanjutkan kalimatmu, kamu berujar sedikit lebih pelan, “kamu baik-baik saja!?”

Sedikit terhenyak pendengar kalimat terakhirmu. Entah apa aku yang kurang jelas mendengarnya, tapi aku tak mengerti apakah itu sebuah pernyataan atau pertanyaan.

Mendengar itu sedikit ada rasa geram dalam hatiku. Apa yang ingin kamu lihat mas? Aku yang terpuruk karena kamu tinggalkan kah? Atau apa mas? Rasa geramku membuat aku menatapmu lekat-lekat dan berkata, “Ya… inilah aku tanpamu mas, aku baik-baik saja.”

Kamu tampak terkejut dengan ucapanku yang kentara ada sedikit nada marah disana. Kemudian kamu menatap mataku dan tersenyum. “Maafkan aku Re, aku tahu kamu pasti akan baik-baik saja tanpaku.”

“Ah, tak perlu lagi minta maaf mas. Semua sudah berlalu.”

Sejenak kita sama-sama diam, hingga tiba-tiba handponku berbunyi. Telepon dari rumah rupanya.

“Aku angkat telepon ini dulu Mas.” Kataku sambil langsung menekan tombol Answer.

“Assalamuallaikum.”

“Iya… bentar lagi udah pulang kok sayang.”

“Iya, sabar dong.”

“Wa’alaikumsalam”

“Dari kekasihmu?” Tanyamu tiba-tiba setelah aku memasukkan handphoneku kedalam tas.

Dan aku hanya tersenyum menjawab pertanyaanmu.

“Sepertinya kamu harus buru-buru pergi ya.” Katamu lagi saat aku membereskan laptopku.

“Iya, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya.” Jawabku, sedikit tak enak.

“Iya, gak apa-apa. Aku senang bisa ketemu kamu lagi.”

Sekali lagi aku hanya tersenyum. “Udah ya, aku pergi dulu.” Kataku akhirnya, walau sejenak ada ragu apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya.

Saat mencapai pintu café itu, aku melihat kearahmu lagi. Kamu masih menatapku, dan kemudian melemparkan senyummu.

Ah… seandainya kamu tahu. Inilah aku tanpamu, masih berusaha untuk maju tak ingin tenggelam di masa lalu, walau saat awal kamu meninggalkanku tak hanya sekali aku ingin saja terbawa arus dan tenggelam, pergi bersama semua harapan yang pernah kamu taburkan.Tapi aku tak bisa, karena ada Ari yang membutuhkanku. Ari yang tadi menelponku, anakmu.

********
*menerima kritik dan saran*

jumlah kata : 463 Kata ^^  

3 comments:

makaci udah mampir di CyBer dReaM bOx
berbagi yukz, lewat komentar ^^
*moderasi dulu yah :p*
happy blogging ^^

no SPAM yak >.<

have a nice day everydaaaaaay ^^